BATU BARA — Seorang pedagang mengendarai sepeda motor di tabrak kereta api (KA) penumpang Blambangan di perlintasan KA tanpa plang pintu di Desa Pakam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, Sabtu (10/05/2025) sekira pukul 10.30 Wib.
Korban Montes Butarbutar (64) sempat terseret bersama sepeda motornya sejauh 300 meter sebelum terpental ke sisi rel dengan kondisi tewas mengenaskan.
Saksi mata mengatakan, korban yang datang dari rumahnya di Desa Cengkring Pekan Kecamatan Medang Deras mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit bermaksud hendak berjualan di Pasar Sore. Seperti biasa korban membawa barang jualannya di boncengan.
Namun saat menyeberang rel yang tidak memiliki plang pintu tiba-tiba datang KA Blambangan dari arah Kuala Tanjung menuju Tebing Tinggi.
KA pun menabrak korban beserta kendaraannya hingga terseret sejauh 300 meter sebelum terpental ke sisi rel. Nahas korban meninggal dunia seketika.
Kejadian tragis ini menambah daftar panjang kecelakaan maut di perlintasan tanpa plang pengaman di jalur KA mulai dari Kuala Tanjung hingga Jalinsum Kebun Kopi Kecamatan Sei Suka.
Menyikapi peristiwa nahas yang terjadi berkali-kali ini, tokoh masyarakat setempat, Nurdin (60) menyampaikan kekecewaan mendalam atas kurangnya perhatian dari pihak terkait terutama pihak KA.
Nurdin mengungkapkan bahwa masyarakat telah berkali – kali mengajukan usulan pemasangan palang pintu ke DPRD Batu Bara dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), namun belum juga mendapat respon serius.
“Sudah berkali – kali kami sampaikan permintaan agar setiap perlintasan dilengkapi palang pintu. Tapi seolah tidak ada niat untuk menindaklanjuti. Apakah harus terus menunggu korban berikutnya,” kesal Nurdin.
Dikatakan Nurdin pada 17 Februari 2025 masyarakat telah mendatangi DPRD Batu Bara mengadukan permasalahan ini.
Keesokan harinya, anggota DPRD beserta pihak PT KAI datang ke lokasi dan mengecek seluruh perlintasan yang tidak memiliki plang pintu pengaman.
“Namun hingga jatuhnya korban hari ini tidak ada respon PT KAI terhadap permintaan kita untuk memasang plang pintu pengaman di 3 titik yang rawan,” desahnya.
Selain tidak ada palang pintu di 3 perlintasan, warga juga mengeluhkan minimnya pengawasan di perlintasan jalan dan ketiadaan pagar pembatas di sepanjang jalur yang melintasi kawasan padat penduduk. Kondisi ini membuat warga hidup dalam bayang – bayang ancaman kecelakaan setiap harinya.
“Kami mendesak pemerintah daerah dan pihak perkeretaapian segera mengambil langkah konkrit guna mencegah jatuhnya korban jiwa berikutnya. Jangan sampai pemblokiran rel KA terjadi lagi seperti diawal April lalu ketika seorang warga juga tewas setelah ditabrak KA,” tegas Nurdin.
Kasi Humas Polres Batu Bara Iptu Ahmad Fahmi membenarkan peristiwa tersebut. “Iya benar dan korbannya tewas. Satlantas Polres Batu Bara bersama Kapolsek Medang Deras masih berada di TKP,”pungkasnya.